Aku yang ber"BEDA"

Tidak seperti kabanyakan orang, kali ini lagi- lagi aku berbeda.

Saat awal tahun menjadi momen yang tepat untuk memulai segala sesuatunya dengan yang baru dan melepaskan yang lama, aku mengalami itu justru di bulan ke dua di tahun ini. Tepatnya bulan Februari, bulan penuh cinta kata sebagian orang karena adanya moment hari kasih sayang  “ valentine day” didalamnya.

Berbicara soal valentine day, aku sedikit tergelitik untuk membicarakannnya. Menurutku, jika hari kasih sayang dapat kita ciptakan tiap hari, mengapa terlalu antusias untuk merayakannya sehari saja? Yaa.. bagiku ku kapan pun hari nya bisa menjadi hari valentine.

Jika diperhatikan, beberapa hari belakangan, sebuah “kehilangan “ merupakan hal yang mulai biasa bagiku. Sedikit demi sedikit, perlahan- lahan tapi pasti. Mungkin in jawaban Tuhan atas doaku untuk memudahkan ku melepaskan apa yang selama ini berusaha aku pertahankan dalam ketidakpastiannya untuk tetap berada disini. Sesuatu yang bernyawa, mungkin juga ada yang mati namun bermakna banyak, mempunyai kenangan dan cerita masing- masing yang kini kuputuskan untuk hanya bisa menjadi menjadi sebuah kenangan.

Perlahan- lahan itu kupikir cara Tuhan yang terbaik, Ia tidak sekaligus menjawab doa yang selalu dan selalu kusampaikan padaNya, mungkin karena Ia tahu, aku takkkan mampu melepaskan semuanya sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Aku keliru. kurasa Ia yang selalu kusapa Bapa dalam tiap doaku lebih mengenalku jauh lebih kenal dari aku mengenal diriku sendiri.

Berawal dari niat untuk tidak terikat dengan perasan yang tidak seharusnya dipertahankan karena ketidak mungkinan yang telah membayang jelas di depan mata. Ia memulai semua ini, sebuah kisah baru untuk ku. Kurasa yang baru itu baru akan ku mulai saat ini, bukan diawal Tahun seperti kebanyakan orang. Sekali lagi dalam hal ini “aku berbeda”.

Kehilangan semua kontak penting di ponselku, kehilangan sebgian besar memori bergambar tentang aku, kami dan mereka, kehilangan apa yang tiap detik isi hati yang kutuliskan dalam bentuk note, kehilangan beberapa lagu favorit yang selalu bias menemaniku hampir dalam setiap suasana. Aku sadar, sebuah smart phone bisa menyimpan banyak hal yang sangat membantu namun sewaktu- waktu aku harus siap kehilangan apa yang tidak bisa menjadi kekal didalamnya.

Kali ini tidak berusaha menemukan kembali apa yang hilang itu. Kurasa aku lebih pantas membuka diri dan menyiapkan diriku untuk menerima yang terbaik sebagai gantinya, yang ya dan pasti telah disiapkan Nya untuk ku.

Kali ini aku kembali belajar bahwa “tak ada kehilangan tanpa ganti yang lebih baik”. Ya… asal kita siap saja menjadi yang lebih baik dari sebelumnya untuk menerima yang terbaik.

Aku juga belajar bahwa “merelakan dan melepaskan itu ternya tidak selalu menjadi hal yang sulit saat kita sadar kita masih punya sumber dari segala sesuatu yang jauh lebih berharaga dari apapun di bumi ini yang aklan segera mengisi tiap kekosongan, memberi yang terbaik sebagai ganti untuk apa yang telah diijinkanNya pergi yang meski sesaat namun pernah singgah di hati, dihidupku, yang nyata dan yang semu, yang kasat dan yang berupa bayang”.

Kutulis ini saat hujan berderai turun dengan cepatnya diluar sana, entah kenapa cerah pagi ini seketika berubah mendung dan rintik air yang kita sebut hujan itupun turun tanpa intro,, haha :D

Sesaat sebelum hujan masih sempat kuarasa bunyi gemuruh hujan yang berlari dengan cepatnya dari arah barat disertai hembusan angin yang lumayan kuat.  Sejenak kupejamkan mata untuk merasakannya, berusaha menerjemahkan pesan apa yang dibawah hujan kali ini.  Suara gemuruh hujan dan hembusan angin, yaa.. kurasa itu merupakan dua perpaduan yang cukup menyenangkan dan selalu membawa damai, sesaat sebelum semua kenangan , kehilangan itu luruh bersama derai hujan pagi ini.

Seyum simpulku kali ini berarti …

Aku ikhlas dan aku siap untuk sesuatu yang lebih baik.