Teruntuk Allah yang kusapa "BAPA"

Pernah ku bertanya ”kenapa.. mengapa..”
Bahkan mungkin sering  banyak menyita waktuku
Tentang masa depan yang masih saja penuh dengan ketidakpastian. “Abu- abu” begitu ku menyebutnya.
Berbicara soal masa depan.. Siapa yang tahu..??  tak  ada yang tahu..
Pikiran manusiawiku terlalu kecil untuk mampu menyelami piker-Mu yang luar biasa
Aku muda yang masih tak tahu banyak  hal
Terlalu sederhana untuk mengerti apa itu hidup
Terlalu  lugu untuk tahu apa itu cinta
Terlalu polos untuk setiap bahasa indah yang tertutur sederhana
Yaa… aku pencinta kesederhanaan

Yang ku tahu, nanti ketika tiba waktunya, sesuai kehendak-Mu
Aku berani berkata ini pilihan terbaikku dan tak ada penyesalan didalamnya
Aku tahu nanti aku akan takjub, terpesona oleh setiap rancangan indah Mu dalam hidupku
Aku akan kagum karena Engkau Allah yang kusapa Bapa tahu segala kebutuhanku
Yang paling mengerti aku lebih dari kumengerti diriku sendiri..
Pemahaman mu akan ku jauh lebih hebat dari kudapat pahami diriku sendiri
Jika tiba saatnya nanti, aku tahu sekali lagi akau akan berdecak kagum akan kejutan indahmu disetiap fase kehidupanku
Aku tahu akan nada seyum terindah yang tertuang bersama tangis  haru bahagiaku
Karena ku tahu Engkau menjadikan segala sesuatunya selalu indah pada waktunya, ya dan amin bagiku.
Bapa ku.. maaf bila terkadang ku  tak sabar
Maaf bila terlalu bayak Tanya ku yang kadang membungkus raguku
Beri aku hati seperti hatimu, untuk lebih peka merasakan segala yang terjadi disekitarku, didalam hidupku
Beri ku pundak yang kuat untuk mampu memikul segala beban persoalan yang  Kau izinkan terjadi dihidupku
Beri ku tangan yang mampu menjangkau banyak orang disekitarku yang membutuhkan pertolonganMu
Beri ku kaki yang senantiasa berjalan dalam indah rencanamu.
Dan jangan biarkan sedikitpun kumencuri  kemulian-Mu
Biarlah segala sorak pujian hanya untuk indah nama-Mu

Kutulis ini di dengan rasa kugum terbesar da hatiku runtuk Engkau, Allah yang ku sapa BAPA
__Dibatas senja kota Daeng, 06.35pm__
Pengagummu tiada batas­­




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BENTANG LEBAR

Adikku, Teladanku

The bridge of san Luis Rey