Untuk PEJUANG kecil PEMIMPI besar
Kali ini surat ku
bercerita lain, tentang kalian sang pemimpi yang bahkan belum sadar telah
bermimpi, belum tahu apa sebenarnya mimpi itu..
Saat ini tepat
pukul 1:15 dini hari,
Entah kenapa rasa
kantuk itu tak kunjung datang, mungkin sedikit terbebani pikiran hasil
perbincangan tadi dengan mama. Perbincangan tentang kalian saudara ku..
adik-adik ku yang bahkan belum sempat mengecap bangku sekolah, yang punya mimpi
yang sederhana saja “aku ingin sekolah”.
Dizaman dimana hampir
semua orang bermimpi memiliki barang mewah, kehidupan mewah dan berlimpah, aku
cukup terkesan denan mimpi sederhana kalian.
Waktu kudungar ada
yang bertanya tentang apa mimpi kalian, mungkin
saat itu kalian juga menjawab dengan sekedarnya saja. Tapi, apa kalian
sadar sebenarnya itulah mimpi kalian dan apa kami atau mungkin kita sadar bahwa
dibalik mimpi sederhana tubuh- tubuh kecil itu, ada sejuta harapan tak
terbatas??
Ada 2 gambaran
yang begitu bertolak belakang jelas terlihat membayang dimata mereka saat
megucapkan kalimat sederhana “aku ingin sekolah”. Disatu sisi ada sejutu
harapan besar dibalik mimpi itu, yaaa… ada harap bahagia kelak disana. Namun
disis lain, seakan mereka berkata pada diri sendiri “yaa..seandainya bisa sih”.
Aku diam dan sejenak berpikir, tersentuh dengan tatap mata dan jawaban polos
mereka. Sekolah saja ternyata menjadi harga yang harus dibayar mahal oleh
mereka.
Tapi apa ada yang
peduli dengan mereka, dengan mimpi sederhana mereka?
Kujawab sendiri
dalam pikirku “mungkin ada, tapi tidak banyak”
Lalu apa yang
dilakukan orang- orang yang masih punya waktu sejnak memikirkan nasib mereka,
kembali kujawab sendiri dalam hayalku “mereka diam dan tidakbisa berbuat banya,
atau mungkin ada yang mau membantu tapi tidak tau caranya, ada yang ingin
menjangkau tapi tidak diberi kesempatan, ada yang ingin peduli tapi terlalu
sungkan untuk anggapan baru pahlawan
kesiangan dari masyarakat”… ahhh.. terlalu banyak alasan pikirku.
Lalu kubuang
sejanak semua pikiran itu..
Melangkah pada
pertanyaan yang dengan mendadak muncul beriringan.. “apa yang bias kulakukan
untuk mereka? Kenapa juga aku tiba- tiba berpikir demikian? Apa ini sebuah
panggilan hidup yang lama kunanti- nati?” …Entahlah!
Kembali coba
kutepis semua pikiran itu..
Kurasa aku
berhasil sejenak.. namun aku salah.. Seyum- seyum dan harapan dari tubuh kecil
dan dekil mereke kembali mengusikku yang sempat ingin terpejam namun gagal.
Aku yakin, bukan
suatu kebetulan pikiran- pikiran itu datang mengusik ku, bukan suatu kebetulan
aku mengenal beberapa orang yang bekerja dibidang social, mungkin mereka bisa
membantu, bukan kebetulan dan aku percaya, tidak ada yang mustahil bagi mereka
untuk suatu hari menggapai mimpi mereka, mewujudkan mimpi sederhana mereka.
Pasti ada jalan untuk menjangkau mereka, pasti ada mujizat, sebuah kekuatan
baru yang diberi lebih dari daya yang kupunya saat ini untuk merangkul mereka.
Suau saat.. suatu hari nanti.. dan itu berawal dari hari ini.
Untukmu saudara-
saudara kecilku, para pejuang kecil untuk kehidupan yang keras ini.. bersabar
dan berdolah kalian disana, pasti ada jalan, mungkin tidak sekarang, tapi itu
segera, ya dan amin!
Tertanda
Aku yang
mengasihimu
Aku yang sungguh
merindukanmu
Aku yang akan
segera mengenalmu
Aku yang akan
turut berjuang bersama kalian
Untuk kehidupan
yang lebih baik, yang selayaknya kita kecap.
:O mana pejuang kecilnya? aku jadi tertarik buat ketemu mereka hihi
BalasHapussemangat terus nulisnyaaa :D
-ika, tukangpos
bertemu mereka akan membuatu sulit melupakan mereka.. hihi
Hapussippp.. makasih semangatnya :D
Yaya... Mari berbuat dek untuk mereka... memikirkannya saja sudah luar biasa...
BalasHapusyaya.. :D untuk mereka generasi yang luar biasa..
Hapus